Mendekolonisasi Agama
Melibatkan Pengetahuan Masyarakat Adat dan Praktik Teologi Transformatif di Tengah Ketidakstabilan Global
DOI:
https://doi.org/10.33550/sd.v12i1.543Kata Kunci:
praktik adat, pengetahuan tradisional, praksis transformatif, dekolonialitas, epistemologi pluriversalAbstrak
Biner yang dipersepsikan antara "agama-agama dunia" dan tradisi-tradisi pribumi merupakan konstruksi kolonial. Editorial ini menegaskan bahwa pembongkaran kerangka oposisional ini penting untuk mendekolonisasi agama dan memungkinkan percakapan konstruktif dengan episteme maupun praktik lokal dan indigenos. Kelima artikel dalam edisi ini menunjukkan keterlibatan dengan praktik-praktik lokal dan pengetahuan indigenos menciptakan ruang bagi ketahanan, relasionalitas, dan pengelolaan ekologi. Pendekatan dekolonial semacam itu menawarkan kerangka kerja krusial untuk merespons permasalahan global kontemporer, termasuk krisis iklim, prekariat ekonomi, dan ketidakadilan sistemik. Pada akhirnya, editorial ini menyerukan praksis keagamaan yang lebih holistik dan imajinasi sosio-etika alternatif.
Statistik
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Reformed Center for Religion and Society

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.